Selasa, 14 Disember 2010

MONOLOG DIRI YANG KEHILANGAN





Jendela senja pun terbuka

pertanda ada luka yang harus di-alir airmata

mengajak kita berdebur meramas laut

yang masih hingar dengan ombak kecewa

dan tiba-tiba

butir pasir rinduku jatuh

di kedalaman laut

lalu di dakap tiram

di elus di eram

antara karang

dalam sepi yang panjang

Rindu

hari ini tiba-tiba ia berkembang

menjadi mutiara kilauan

di pukat nelayan

di bawa pulang.

Diam-diam

ia di cincinkan

tersarung di jari anak perawan

yang mengijak matang

di pintu penghidupan.

Rindu

ia bukan lagi tertutup

pada ruang sepi tiram

tapi telah menjadi uap perasaan

di awan percintaan

melarik kebersamaan kesatuan

pada impian baring

di kunang-kunang pandangan

luruh dan peleburan

pada kehilangan

kesejatian dan kejujuran!



****************************

2 ulasan:

kedai buku perintis berkata...

salam yong..
sy faham sajak puisi ni..
indah dan kalau yang terkena tu akan lebur leburlah hatinya.akan karamlah impiannya akan terduduklah punggungnya........hehheheh

hidup tak semestinya menjanjikan keindahan semata dan kalau daopat yang sebaleknya berbanggalah kerana Dia masih memilih kita untuk diduganya.....

SEKALUNG BICARA berkata...

yesss zeza tak semuanya sempurna..
ada kekurangan dlm kehidupan ini..
andai sepenuhnya sempurna mau jadi manusia yang takbur dan sombong.

Elok betul tuhan jadikan kita hidup ini lengkap sgt.. cuma kita je bijak mengharungi kehidupan ni....

tq sahabat ku....ehh mana blog u zeza dah tutup ke...puas i menerobos namun kecewa aku tidak lut dik kekebalan dindingmu yang jitu.hahaha....